Hadapi Libur Panjang, 175 Personel Polres Wonosobo Disiagakan Kawal Jalur Wisata Dieng

Menyambut libur panjang akhir pekan ini, Polres Wonosobo mengerahkan 175 personel untuk mengantisipasi lonjakan aktivitas masyarakat, terutama di kawasan wisata. Apel gelar pasukan dipimpin langsung oleh Kapolres Wonosobo AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, S.I.K., M.M., pada Sabtu pagi, 10 Mei 2025, di halaman Mapolres Wonosobo.

Pengamanan akan berlangsung selama empat hari, sejak 10 hingga 13 Mei 2025. Fokus utama diarahkan ke titik-titik rawan kepadatan, termasuk jalur menuju dataran tinggi Dieng yang diperkirakan menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai daerah.

“Mulai hari ini, seluruh personel ditugaskan untuk melayani masyarakat, dari pengaturan arus lalu lintas hingga pemberian bantuan yang diperlukan di lapangan,” ujar Kapolres dalam amanatnya. Ia menekankan pentingnya kehadiran Polri untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat, sekaligus menjamin kelancaran mobilitas selama masa liburan.

Sejak dini hari, tepat pukul 04.00 WIB, personel dari satuan lalu lintas, Polsek Kejajar, dan Satuan Binmas telah disebar di sepanjang jalur menuju kawasan wisata. Mereka bergerak cepat untuk mengantisipasi potensi kemacetan sekaligus menyambut kedatangan wisatawan yang mulai memadati lokasi sejak pagi.

Sesuai peran masing-masing, personel Satlantas bertugas mengatur lalu lintas agar tetap lancar dan tertib. Sementara Satuan Binmas melakukan imbauan langsung kepada pengunjung wisata, mulai dari pengaturan parkir agar tidak mengganggu arus kendaraan, hingga ajakan menjaga barang bawaan guna menghindari tindak kejahatan.

Di titik-titik strategis dalam kawasan wisata, terutama di wilayah Kecamatan Kejajar, personel Polsek melaksanakan patroli jalan kaki. Kehadiran mereka ditujukan untuk menciptakan rasa aman dan memastikan wisatawan dapat menikmati liburan dengan tenang.

Polres Wonosobo juga mengimbau masyarakat serta wisatawan untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas dan mengikuti arahan petugas. “Keselamatan dan kenyamanan bersama menjadi prioritas kami,” ujar Kapolres menutup arahannya.

Curah Hujan Tinggi, Masyarakat Diminta Waspada Bencana Alam

Wonosobo – Polres Wonosobo mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, khususnya tanah longsor, seiring meningkatnya intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Wonosobo.

Imbauan ini disampaikan menyusul kejadian tanah longsor yang terjadi di Dusun Sangkeran, Desa Kedalon, Kecamatan Kalikajar, pada Kamis, 8 Mei 2025, sekitar pukul 17.00 WIB. Peristiwa tersebut dipicu oleh hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut, mengakibatkan tanah milik warga longsor dan menutupi sebagian badan jalan.

Meski demikian, akses jalan di lokasi kejadian masih dapat dilalui kendaraan roda dua. Tidak terdapat korban jiwa maupun kerugian material dalam peristiwa ini.

Kapolsek Kalikajar IPTU Suyanto menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk menangani dampak longsor. “Untuk penanganan lebih lanjut, kami telah berkoordinasi dengan perangkat desa setempat guna melaksanakan gotong royong membersihkan material longsoran agar akses jalan dapat kembali normal,” ujarnya.

Polres Wonosobo juga mengingatkan warga yang tinggal di wilayah rawan longsor untuk lebih waspada, terutama saat curah hujan tinggi berlangsung dalam waktu lama. Warga diminta segera melaporkan ke aparat desa atau kepolisian terdekat jika menemukan tanda-tanda potensi bencana

Kapolsek Garung Ungkap Kronologi Penemuan Jenazah Nenek di Rumahnya Sendiri

Wonosobo – Seorang wanita lanjut usia berinisial B (76), warga Desa Larangan Lor, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya pada Kamis, 8 Mei 2025. Penemuan jenazah bermula dari laporan seorang tetangga yang mencium aroma tak sedap dari arah rumah korban.
Kapolsek Garung, AKP Nur Wahyu Wibowo, menyampaikan bahwa warga mulai curiga karena korban tidak terlihat sejak Senin, 5 Mei 2025.
“Warga yang curiga berinisiatif mengecek ke dalam rumah dan menemukan korban dalam posisi telentang di kamar mandi,” ungkapnya.
Setelah penemuan tersebut, warga segera melapor ke pihak kepolisian. Petugas dari Polsek Garung bersama Piket SPKT Polres Wonosobo langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Pemeriksaan medis dilakukan oleh dr. Lilis Handayani dari Puskesmas Garung. Ia menyatakan bahwa korban diperkirakan telah meninggal dunia sekitar lima hari sebelum ditemukan.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun dugaan penganiayaan pada tubuh korban. Diperkirakan korban meninggal dunia lima hari yang lalu,” terangnya.
Keterangan dari saksi menyebutkan bahwa korban terakhir kali terlihat pada Minggu, 4 Mei 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Korban diketahui memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Dugaan sementara, korban terpeleset saat di kamar mandi dan kondisinya diperparah oleh penyakit yang dideritanya.
Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi. Jenazah kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Tingkatkan Kemampuan, Personel Polres Wonosobo Ikuti Latihan Dalmas

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan anggota dalam menghadapi situasi kontinjensi, Polres Wonosobo melaksanakan latihan Pengendalian Massa (Dalmas) di halaman Mapolres Wonosobo, pada Kamis [8/5].

Latihan Dalmas ini meliputi materi baris-berbaris, formasi pengamanan, penggunaan tameng dan tongkat, serta skenario pengendalian massa dalam aksi unjuk rasa. Personel juga dilatih untuk bertindak sesuai SOP, tetap humanis namun tegas saat menghadapi massa.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Polres Wonosobo dalam mendukung program Polri Presisi, serta sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gangguan kamtibmas di wilayah Kabupaten Wonosobo.

Dengan latihan ini, diharapkan setiap anggota memiliki pemahaman dan keterampilan yang mumpuni dalam bertindak di lapangan, sesuai dengan prinsip profesionalisme dan aturan hukum yang berlaku.

Cegah Penyalahgunaan Narkoba, Polres Wonosobo Lakukan Cek Urine Personel

Wonosobo – Dalam upaya menjaga integritas dan memastikan seluruh anggotanya bebas dari penyalahgunaan narkoba, Polres Wonosobo melaksanakan kegiatan tes urine terhadap personel pada hari Kamis (8/5).

Kegiatan yang berlangsung di lingkungan Mapolres Wonosobo tersebut diikuti oleh puluhan anggota dari berbagai satuan fungsi. Tes dilakukan secara mendadak dan menyeluruh, bekerja sama dengan tim dari Seksi Dokkes Polres Wonosobo.

Hasil sementara dari tes urine tersebut menunjukkan bahwa seluruh personel yang diperiksa dinyatakan negatif dari zat-zat terlarang. Kapolres menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan secara rutin maupun insidentil sebagai bentuk pengawasan internal.

Selain untuk mendeteksi penyalahgunaan narkoba, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pembinaan disiplin dan pembentukan karakter anggota agar tetap berada dalam jalur yang benar saat menjalankan tugas di lapangan.

Solidaritas Sinergitas TNI – POLRI, Kapolres Wonosobo Hadiri Pembukaan TMMD di Desa Ngadisono

Bentuk nyata sinergitas dan solidaritas antara TNI dan Polri kembali terlihat dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung yang digelar di Desa Ngadisono, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Selasa (6/5).

Kapolres Wonosobo,hadir langsung bersama jajaran Forkopimda dalam kegiatan tersebut. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya pembangunan di daerah, terutama di wilayah pedesaan.

“TMMD ini bukan cuma soal pembangunan fisik, tapi juga mempererat hubungan antara aparat dengan masyarakat. Kita di Polres Wonosobo siap bersinergi dan mendukung penuh,” ujar Kapolres usai acara.

TMMD Sengkuyung kali ini akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur desa seperti perbaikan jalan, pembangunan talud, hingga kegiatan non-fisik seperti penyuluhan dan pelayanan kesehatan. Semua ini dilakukan demi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup warga Desa Ngadisono.

Warga setempat pun menyambut antusias kegiatan ini. Mereka berharap hasil pembangunan bisa langsung dirasakan dan membawa perubahan positif bagi desa mereka.

Dengan sinergi TNI-Polri yang makin solid, harapan akan pembangunan yang merata dan berkelanjutan di wilayah pedesaan kian terasa nyata.

Kapolres Wonosobo Bersama Jajaran Melaksanakan Kegiatan Sobo Wargo, Upaya Memperkuat Komunikasi Antara Kepolisian dan Masyarakat

Wonosobo, 6 Mei 2025 – Kapolres Wonosobo bersama jajaran melaksanakan kegiatan Sobo Wargo dengan warga di Desa Tlogojati, Kecamatan Wonosobo, pada Selasa (6/5). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat komunikasi antara kepolisian dan masyarakat.

Kegiatan Sobo Wargo dilaksanakan di Desa Tlogojati dengan dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta warga setempat. Kapolres dan jajaran secara langsung berinteraksi dan berdialog dengan warga guna mendengarkan aspirasi, keluhan, dan masukan terkait situasi keamanan, pelayanan publik, serta persoalan sosial di lingkungan mereka.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan humanis kami untuk lebih dekat dengan masyarakat. Kami ingin tahu langsung apa yang dirasakan warga, sehingga pelayanan kami bisa lebih tepat sasaran.

Saat sesi berlangsung,seorang warga sepuh, Mbah Mardi (72), dengan penuh semangat,menjelaskan makna Sobo Wargo secara harfiah jawa“Sobo Wargo itu artine ‘tindak nyambangi warga’. Sobo kuwi maknane sowan, dolan, atau mendatangi, sementara wargo yaiku warga. Jadi Sobo Wargo iku ngunjungi warga, ndak mung dolan, tapi ngrasakake uripe rakyat,” jelas Mbah Mardi yang disambut tepuk tangan warga.

Selain dialog budaya, warga juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pertanyaan seputar pelayanan kepolisian,tentang prosedur pembuatan SIM dan pembayaran pajak motor.

Pertanyaan itu langsung dijawab oleh Kasatlantas Polres Wonosobo dengan dasar – dasar ataupun aturan yang berlaku dalam pembuatan SIM ataupun pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Kegiatan Sobo Wargo akan terus dilakukan secara bergilir di berbagai desa di wilayah hukum Polres Wonosobo sebagai bentuk nyata komitmen Polri dalam merawat kedekatan dengan masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

 

Pererat Sinergi Dengan Seluruh Elemen Masyarakat, Kapolres Wonosobo Silaturahmi ke Pondok Pesantren

Kapolres Wonosobo, AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, S.I.K., M.M., melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Darul Islah. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat jalinan kemitraan antara institusi kepolisian dan kalangan pesantren dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah.

 

Dalam kunjungannya, Kapolres disambut hangat oleh pengasuh pesantren, para ustaz, serta santri. Silaturahmi berlangsung dalam suasana penuh keakraban, diselingi dialog ringan mengenai peran strategis pesantren dalam membina generasi muda serta menjaga nilai-nilai kebangsaan.

 

“Kehadiran kami di sini bukan hanya sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang ingin terus menjalin sinergi dengan seluruh elemen, termasuk pesantren,” ujar AKBP Kasim Akbar.

 

Ia menambahkan bahwa peran pesantren sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus yang cinta damai, berakhlak, dan taat hukum. Oleh karena itu, ia berharap kolaborasi antara kepolisian dan pesantren dapat terus ditingkatkan, utamanya dalam menjaga kondusifitas Kabupaten Wonosobo.

Kapolres Wonosobo Apresiasi Dukungan Masyarakat dalam Peringatan May Day dan Penanganan Unjuk Rasa

Atas nama Kepolisian Resor Wonosobo, saya AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, S.I.K., M.M. mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh elemen masyarakat yang telah memberikan dukungan nyata kepada Polres Wonosobo melalui pelaksanaan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) secara damai dan bermartabat. Salah satu bentuk dukungan tersebut terlihat dari terselenggaranya pertandingan mini soccer antar unsur pemerintah, pengusaha, dan pekerja yang berlangsung dengan penuh semangat kebersamaan dan sportivitas.

Kami juga menyampaikan apresiasi atas dukungan masyarakat luas terhadap Polda Jawa Tengah dalam menangani unjuk rasa yang berpotensi anarkis, termasuk yang disusupi oleh kelompok-kelompok anarko. Kehadiran dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas keamanan serta mendukung proses penegakan hukum yang telah, sedang, dan akan terus kami lakukan secara profesional dan terukur.

Mari bersama-sama kita jaga keamanan, ketertiban, dan kondusifitas wilayah demi terciptanya kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera.

Polisi tetapkan 6 orang kelompok anarko sebagai tersangka dalam aksi mayday rusuh di Semarang

Penyelidikan Kepolisian atas aksi unjuk rasa Mayday oleh kelompok anarko yang berakhir rusuh di Semarang pada Kamis (1/5) terus dilakukan. Dari 14 orang yang sempat diamankan, Polisi akhirnya telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M.Syahduddi yang di dampingi Kasat Reskrim AKBP Andika Dharma Sena menyebut ke-6 orang tersangka yang ditetapkan telah memenuhi unsur tindak pidana melawan aparat saat bertugas disertai melakukan pengrusakan fasilitas umum secara bersama-sama sebagaimana di atur dalam pasal 214 KUHP subsider pasal 170 KUHP.

“Ada enam orang kita tetapkan sebagai tersangka. Semuanya memenuhi dua alat bukti, dan unsurnya memenuhi dalam pelanggaran pasal 214 sub 170 KUHP, mereka memiliki peran yang berbeda-beda dalam melakukan aksi anarkis tersebut, ada yang menyusun rencana untuk membuat aksi unjuk rasa berakhir rusuh termasuk penggunaan pakaian berwarna hitam, ada yang merusak fasilitas umum, melempar petugas pengamanan dengan batu, kayu dan benda lain serta melakukan aksi lain yang membahayakan dan melukai petugas”, ungkap Syahduddi di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (4/5).

Syahduddi menjelaskan ke-6 orang tersangka tersebut teridentifikasi dari kelompok anarko, hal ini dibuktikan dengan ditemukan nya grup whatsapp mereka yang bertuliskan anarko. Terhadap anggota grup anarko tersebut pihak kepolisian akan terus menelusuri dan memprofiling aktifitas nya serta melakukan pendalaman terkait keterlibatan dalam aksi mayday yang berakhir rusuh di Kota Semarang, termasuk kami masih melakukan penyelidikan terhadap aktor intelektual yang menginisiasi dan memprovokasi aksi kelompok anarko untuk melakukan kekerasan di Semarang.
“Kita pastikan akan terus mencari dan memburu keberadaan kelompok anarko ini di wilayah Semarang berdasarkan bukti dan informasi yang sudah di miliki oleh pihak Kepolisian, hal ini untuk menjamin Kota Semarang harus aman dan kondusif serta terbebas dari segala macam tindakan anarkis yang mengarah kepada aksi kriminal”, tegas Syahduddi.

Seperti diketahui, aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday yang dilakukan sejumlah serikat buruh di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah Jalan Pahlawan Semarang sempat berjalan aman dan kondusif. Namun suasana berubah menjadi ricuh saat sekelompok massa beratribut serba hitam turun ke jalan dan langsung melakukan aksi pembakaran, pengrusakan fasilitas umum dan menyerang serta melempari petugas yang melaksanakan pengamanan. Massa yang disebut kelompok anarko inipun merusak pagar dan fasilitas taman maupun fasilitas umum lain untuk dijadikan sebagai alat menyerang dan melukai petugas keamanan. Akibatnya selain menderita kerugian materi, terdapat juga korban luka dari pihak kepolisian sebanyak 3 orang.

Parameter eskalasi inilah yang pada akhirnya membuat Polisi melakukan tindakan kepolisian untuk mencegah, menghambat dan menghentikan tindakan kelompok anarko dengan melakukan penguraian dan pendorongan massa hingga akhir nya membubarkan diri, dan menjelang batas waktu aksi unjuk rasa pukul 17.45 WIB, situasi sudah berangsur pulih, arus lalu lintas telah di normalkan kembali dan masyarakat dapat beraktifitas seperti biasa. “Setelah dilakukan tindakan kepolisian secara terukur, situasi di sepanjang jalan kantor gubernur berangsung normal dan kondusif”, pungkas Syahduddi.